13 Apr 2019

Kisah Pemula Mendaki Kawah Ijen

*bersihin sarang laba-laba*
Wagelaaa udah dua tahun blog nggak diurus :(
Dari template blog luar biasa, sampe kaya sekarang alakadarnya hiks. Gapapaaa yang penting kan cerita & informasinya, yekan? #iyakhi

Oke, sesuai sama judul diatas 'Kisah Pemula Mendaki Kawah Ijen', gue bakalan share cerita dan kisi-kisi apa aja yang harus disiapin sebagai newbie. Ini berdasarkan pengalaman gue nanjak ijen dengan segala keterbatasan informasi dan cuman modal nekat. Udah pada tau kan ya Kawah Ijen ada dimana? Kalo nggak tau googling! Jangan males!

Jadi, gue nanjak Ijen pas pertengahan Februari 2019 dimana cuaca saat itu bener-bener nggak bisa ditebak. Kebetulan selama di Banyuwangi gue stay di daerah Genteng, jadi dari Genteng ke Kawah Ijen memakan waktu kurang lebih 2 jam naik motor ataupun mobil. Saat itu gue & temen memutuskan untuk nggak pakai guide untuk nanjak Ijen, jadi kami hanya berdua.

Perjalanan dimulai dari Genteng naik motor menuju Kawah Ijen. Kami berangkat sekitar jam 3 sore dengan harapan bisa sampe di tempat parkir Gunung Ijen jam 5 sore, kami menghindari berangkat malam karena pastinya merinding disco naik motor malem-malem ngebelah hutan yang nggak tau ada lampu atau nggak untuk sampe di tempat parkirnya. Satu jam pertama dari Genteng menuju Ijen cuaca amat sangat bersahabat, tapi pas sampe di Banyuwangi Kota mbyooosss gombyoooss ujan turun deres banget dan kami basah kuyub. Huft..
Sempet kepikiran untuk pulang, tapi apalah artinya liburan ke Banyuwangi nggak singgah ke Ijen. Akhirnya nekat untuk lanjutin perjalanan, tapi harapan untuk sampe jam 5 sore udah pupus. Gapapa, pelan-pelan naik motor pakai mantol menembus hujan asal selamat.

Sesampainya di kaki Ijen sekitar pukul 17.30 sebelum motor nanjak ke 'kawasan' Ijen, kami diberhentikan oleh petugas yang ternyata harus bayar tiket Rp. 15.000 (untuk 2 orang + 1 motor). Ibaratnya ini adalah batas pemukiman terakhir yang ada sebelum 'membelah hutan', hiiiiiii..
10 menit pertama masih cengengesan liat kiri kanan sejuk banyak pohon, dan juga masih ada beberapa kendaraan yang turun bawa belerang. Tapi menit-menit selanjutnya mulai mencekam, mulai nggak ada kendaraan turun sama sekali, langit mulai gelap, hujan rintik, jalanan penuh kabut. Aduh ini udah kaya scene di Petualangan Sherina :(